Teruntuk hati yang pernah berharap, adakah kesempatan untuk kembali sembuh? Teruntuk kecewa yang tengah didapat, akankah hati dapat kembali utuh? Sahabat, seberapa sering kita mendengar kata harapan? Atau seberapa sering kita berharap terhadap sesuatu, apa pun itu? Hampir setiap saat, bukan? Sebenarnya, apa makna harapan? Jika menilik maknanya, harapan adalah angan manusia yang ingin diwujudkan. Harapan selalu memberi motivasi pada kita untuk melangkah dan mengubahnya menjadi realita. Mungkin kita pernah merasa, hidup yang kita jalani saat ini tak adil. Itu bermula ketika kenyataan yang kita hadapi tidak sesuai dengan keinginan. Harapan lahir dari keinginan dan cita-cita, berupa rencana atau visi dan misi hidup. Sedangkan kenyataan adalah sesuatu yang kita alami dan harus kita hadapi. Kenyataan yang pahit, terasa begitu nyata seperti gunung es, saat kamu berada di atas kapal laut, tak bisa mengelak saat menabraknya, sepiawai apa pun sang nakhoda. Kekecewaan bertumpuk seper
Senjata ajaib! “Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS. Ar-Rahman:29) Ya, Allah itu ‘sibuk’. ‘Sibuk’ mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Karena, semua manusia memang sangat membutuhkan Allah. Kalau kita ada di pesawat dan cuaca sedang nggak bersahabat, mendung bergelayut tebal dan gemuruh guntur bersahutan, apa yang kita lakukan? Saat kita mau UAN dan kita dengar berita bahwa murid sekolah yang bakal nggak lulus cukup banyak, apa yang kita lakukan? Saat kita nunggu antrian wawancara kerja untuk pekerjaan yang sangat kita dambakan, apa yang kita lakukan? Jawaban kita pasti sama: berdoa. Doa adalah ‘senjata’ kita dalam menjalani hidup. Dengan ‘senjata’ ini, kita melindungi diri dari segala keburukan. Dengan ‘senjata’ ini, kita membangun keyakinan bahwa kita bisa melewati ujian dan meraih impian. Dengan ‘senjata’ ini, nggak ada yang mustahil. Pernah dengar kisah Nabi Ayyub? Mulanya, Nabi Ayyub adalah se